75 Tahun HMI ”Say No to Dagredasi Hmi Cabang Metro”

 


Himpunan Mahasiswa Islam atau yang disingkat HMI merupakan organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada tanggal 5 Februari 1947, berdirinya organisasi HMI ini diprakarsai oleh seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam yang  sekarang ini bernama UII yaitu Lafran Pane beserta 14 orang rekannya. Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI ini merupakan suatu organisasi yang bernafaskan Islam dan bersifat independen.Diusia berdirinya HmI yang akan menginjak ke-75 tahun ini menjadikan tantangan bagi para kader dan tim karateker untuk terus aktif dan berkreasi dalam mengemban fungsi dan perannya sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan.

Bagi saya HMI bukan organisasi anti kritik dan bahkan bukan organisasi yang tidak mau untuk dikritisi,hanya saja seiring perkembangan zaman, benar atau tidak,diakui atau tidak,terkhusus  HmI cabang metro telah mengalami kemunduran dan kini seolah olah menutup mata dan telingnya sehingga menciptakan banyak sekali retorika yang tercipta namun tak diiringi action,sampai dimana titik diskusi yang terlewat menyelipkan pesan kritik dan harapan yang terucap,namun kerap kali tak didengar sebab dianggap kerdil oleh yang merasa telah menjadi maha superior yang kemudian menciptakan argumen sanggahan dengan gagah  seolah sedang membaca teks proklamasi atau UUD  tentang merdeka yang nyatanya tak sampai melewati gerbang kemerdekaan.Padahal kritik dan harapan yang diberikan lazimnya untuk meningkatkan kinerja dari organisasi.

Dunia saat ini telah menujukkan perubahannya. Wajah zaman yang kini sangat jauh berbeda dengan jaman saat HMI awal berdiri, jangan sampai HMI cabang Metro hanya terpaku dan terus terbuai pada romantisme sejarah pada masa lampau. Harus ada pembaharuan-pembaharuan pada formulasi pada tubuh himpunan. Karena perkembangan peradaban akan selalu dinamis, kader himpunan harus siap dalam kondisi apapun serta harus mempelopori kemajuan peradaban,akan tetapi kini tubuh himpunan seolah-olah sedang diambang kebimbangan sehingga dirasa seolah-olah tidak ada gerakan atau memang benar tidak ada,sehingga bukanya perkembangan yang dirasa,justru kemunduran yang intensif dan signifikan yang terjadi ditubuh HMI cabang metro sendiri sebab diaksarai oleh beberapa faktor internal maupun eksternal.

jangan sampai HMI yang berlabelkan organisasi tertua juga  menua pada gerakannya. Sudah saatnya himpunan harus me-rekonstruksi tubuh himpunan.gagasan pembaharuan harus diorbitkan pada era 5.0 ini, Jangan sampai gerakan HMI cabang metro menjadi mundur kebelakang.sudah selayaknya diangka yang mencapai 75 tahun ini HMI bangun dari koma tanpa infus rekonstruksi sebelumnya, Spirit Nilai-nilai Dasar Perjuangan harus melembaga pada diri seorang kader, sehingga kader bisa menggunakan ruang berproses pada himpunan secara maksimal nan utuh.

Dikutip dari buku Agussalim Sitompul yang berjudul 44 Indikator Kemunduran HMI, yang dimana saya sebagai kader HMI cabang metro telah membaca dan menemukan berberapa poin indikator penyebab kemunduran yang kini tengah dirasa sedang dialami oleh HMI cabang metro yaitu diantara lain:

·       Poin(6)” Kurang berfungsinya Komisariat sebagai ujung tombak dalam rekrutmen anggota, pembinaan anggota, sebagai syarat kelanjutan kehidupan organisasi, yang mengambil basis di Perguruan Tinggi.”

·       Poin(10)”Belum optimalnya pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan anggota dan pengurus HMI di hampir semua tingkatan kepengurusan tentang khasanah-khasanah ke-HMI-an dan keorganisasian.”

·       Poin(23)”kehilangan panutan.”

·       Poin(27)”HMI terlalu banyak retorika daripada action.”

·       Poin(32)”Daya kritis aktivis HMI menurun.”

·       Poin(39)”perbuatan jelek yang dilakukan beberapa orang kader, anggota dan alumni HMI berdampak dan membawa akibat yang negatif pada semua kader HMI termasuk kader yang baik maupun alumni HMI.”

·       Poin(43)”HMI tidak dapat memelihara dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang pernah dicapai, sehingga apa yang pernah dicapai tersebut tidak dapat dikonsolidasikan sebagai modal perjuangan selanjutnya, bahkan hilang dan pupus dalam perjalanan sejarah.”

·       Poin(44)”Karena faktor-faktor yang disebut di atas, HMI nyaris kehilangan jati diri, sehingga tidak mempunyai kepribadian yang utuh-pecah.”

Demikianlah indikator kemunduran yang saya rasa tengah dialami HMI cabang metro apabila dikutip dari buku Agusalim Sutompul,teruntuk indikator kemunduran lainya saya rasa tiap kader mampu menafsirkan sendiri,selain itu saya menyarankan terkhusus kader HMI cabang metro untuk membaca buku ini karena dirasa dapat menjadi acuan  bagi seluruh kader HMI cabang metro dalam mencapai perubahan kearah kemajuan,selain itu buku ini juga dapat kita kutip melalui internet.

Selain itu pengurus Komisariat, Cabang, Badko, Lembaga, bahkan pucuk pimpinan tertinggi HMI yaitu PB HMI,diharapkan dapat mengidentifikasi indikasi-indikasi memudarnya HMI, sebagai bahan kajian dan evaluasi untuk mencari solusinya dengan tepat dan cepat,sehingga tidak menjadi retorika saja,bahkan HMI cabang Metro dapat bangkit kembali.Mau tidak mau, suka tidak suka, jika HmI tetap ingin mewujudkan tujuan terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah swt,maka perubahan formulasi pada tubuh himpunan harus dilakukan.Sekali lagi ditegaskan untuk 75 tahun HMI sudah waktunya HMI cabang metro untuk berekonstruksi kearah kemajuan HMI cabang metro.”Move on untuk kemunduran dan Say no to degredasi HMI cabang metro”


 

 Biodata Penulis: Fitri Amelia Dwijayanti lahir di Kalirejo, 27 Maret 2002. Kader HMI Cabang Metro asal Komisariat Hukum UMM ini memiliki hobi traveling dan mendengarkan musik. motto hidupnya saat ini adalah "jika fakta tidak sesuai dengan teori, ubahlah faktanya"



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama