Selembar Surat yang Tertunda

 


Dari Febi,


Allah menciptakan segalanya berpasang-pasangan. Layaknya kamu diciptakan untuk berpasangan dengan aku. Begitupun dengan tinggi dan rendah, serta kiri dan kanan.


Mencari pasangan jangan dilihat dari kesempurnaannya. Karena yang Maha Sempurna hanyalah Allah SWT. Semua manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Tugas kita yang berpasanganlah untuk saling menyempurnakan.


Jika kita mencari pasangan yang sempurna maka selamanya kita tidak akan berpasangan.


Untuk perempuan; mencari laki-laki ada baiknya bukan hanya sebagai pendamping, tapi juga untuk pembimbing menuju jannah.


Perempuan membutuhkan pendamping yang setia, bertanggung jawab dan sholeh. Tampan tidak lah cukup. Apalagi jika ia terus mengajakmu pada maksiat. Karena tampan bisa diganti dengan mapan. Bukan mapan perihal harta, tapi soal iman dan pandangan hidup.

Pertanyaan pertama yang melintas dalam pikiranku adalah;


Cinta seperti apakah yang akan kamu berikan kepadaku? Karena sungguh, aku tidak memahami bagaimana cinta yang semestinya.


Selama ini, banyak laki laki yang datang mendekat. Dari mereka aku tau, laki-laki seperti apa yang aku butuhkan untuk menjadi pasangan.


Mempertanyakan sebuah kabar, basa basi dan chating 24/7 sudah tidak dibutuhkan lagi. Karena lebih daripada itu; aku percaya kamu baik-baik saja dan tetap menjaga kesetiaanmu.


Bahkan, jika harus ada penghianatan dan rasa sakit, memang itu harus aku alami sebagai pelajaran, juga untuk memahami arti dari menghargai. Terutama menghargai kehadiranmu saat ini. Sebab;


Kamu adalah sosok yang melengkapiku dan tidak pernah men-dikte kekuranganku.


Denganmu, aku percaya akan ada sesuatu yang hebat. Seperti cinta misal. Layaknya cinta orang tua ke anaknya yang tidak akan usang dimakan waktu.


Aku harap, kita memiliki pikiran yang sama dan harapanku tidaklah sia-sia.


Tapi lagi-lagi, aku harus sabar menunggu. Suatu hari yang indah akan datang; Aku memandang tajam ke matamu, ketika suaramu menggema di telingaku. Semoga hari itu ada.


Lalu pertanyaanku yang selanjutnya; Apakah jika aku jatuh cinta dengan yang lain akan sama saat denganmu?


Kenyamanan darimu, sepaket dengan rasa sabar yang luar biasa.


Kamu bukan yang pertama, tapi bisa jadi yang terakhir. Saling melengkapi adalah keindahan yang melahirkan hal-hal baru.


Perbedaan suku, adat dan kebiasaan bukanlah masalah. Sebab perbedaan telah kita amini untuk saling melengkapi.


Pada akhirnya kita akan bersama. Berdua, menyaksikan peristiwa-peristiwa hidup dan menyelesaikan masalah. Mengajarkan satu sama lain tentang bagaimana perjalanan berharga. Melakukan hal hebat dan mengatakan pada dunia kita layak bersama.


Dariku, perempuan yang kamu ajarkan untuk mencintai sang pencipta lebih dulu sebelum mencintai ciptaan-Nya. Perempuan yang kamu ajari perihal kesabaran; Kesabaran itu bagai dalang yang mengendalikan para wayang.


Penulis: Febi

Seorang Mahasiswi yang sedang kasmaran.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama