PB HMI Desak Pemerintah Turunkan Harga BBM

 

Jakarta, LAPMInews - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), Selasa (21/4/2020).

Arya Kharisma Hardy selaku PJ Ketua Umum PB HMI mengatakan, penyeseaian harga BBM mutlak dilakukan, agar membantu ringankan beban masyarakat di massa pandemi ini.
 
"Penyesuaian harga BBM mutlak dilakukan pemerintah di tengah terkoreksinya harga minyak dunia yang mencapai 40 persen. Tentunya hal ini akan sangat membantu meringankan beban UMKM serta masyarakat dalam menghadapi krisis pandemik Covid-19 saat ini,” ungkapnya seperti dilansir SINDOnews, Minggu (19/4/2020).

Menurutnya, meski jumlah konsumsi BBM sedang menurun karena kondisi sekarang, minimal bisa lebih meringankan beban masyarakat. Terutama pelaku bisnis jasa logistik dan transportasi, alih-alih bisa menyesuaikan tarif dasar listrik dan bahan pokok.

"Ini kabar baik bagi masyarakat, sektor jasa transportasi dan pengusaha jasa logistik. Semoga ada trickle down effect serta penurunan harga lainnya seperti tarif dasar listrik dan bahan pokok lainnya di setiap wilayah, jika penyesuaian harga BBM akan benar-benar terealisasi dalam waktu dekat, dan akan menjadi sangat adil bagi rakyat kecil dan menengah,” kata Arya.

Ia menambahkan, dengan penurunan harga BBM warga Indonesia akan lebih merasa terbantu dan siap menghadapi masa pemulihan setelan wabah Covid-19, terutama bagi para pelaku UMKM.

"Akan sangat populis dan menyejukan psikologi masyarakat jika pemerintah siap memangkas harga BBM yang diikuti penurunan tarif listrik dan bahan pokok lainnya, di saat rakyat sedang merasakan beban sosial serta ekonomi yang cukup signifikan seperti sekarang, dan PB HMI menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh kebijakan penyesuaian harga BMM ini," kata Arya.

Walau demikian, pemerintah juga harus memperhatikan kapasitas oil storage yang hari ini dinilai sangat minim guna mengurangi angka impor minyak dan memperkuat sektor pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan NKRI.

“Di tengah ancaman geopolitik dan gangguan kedaulatan oleh bangsa lain, Indonesia tentu tidak akan mampu bertahan lebih lama jika tidak memiliki oil storage dalam kapasitas besar. Pembangunan itu sangat bermanfaat untuk menekan impor minyak dan memperbaiki pertahanan negara yang jika perang hari ini hanya mampu bertahan tiga hari," tutupnya.

Sejak 18 Maret 2020 atau 30 hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta para menterinya mengkalkulasi rencana penurunan harga BBM subsidi maupun nonsubsidi seiring dengan merosotnya harga minyak dunia. Namun sampai sekarang harga BBM di Indonesia belum turun.

(Rls)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama