Sarung adalah kain yang kebanyakan dipakai oleh umat muslim khususnya di indonesia untuk beribadah. Ada pula yang menggunakan sebagai pengganti selimut dan ada juga yang dijadikan Keset (lap kaki) seperti yang ada di Kantor/Sekretariat kebanggaan HMI Cabang Metro. Tapi ada juga yang menganggap sarung adalah sebuah makna merendahkan.
Contoh: "Jika kalian tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik kalian memakai sarung saja" ucap Sekjen CC PKI, Dipa Nusantara Aidit (sering dibaca DN Aidit) pada sambutannya dalam Resepsi Penutupan Kongres CGMI di Istora Senayan, Jakarta pada tanggal 29 September 1965. (Dikutip dari buku karangan A. Dahlan Ranuwihardjo yang berjudul Bung Karno dan HMI Dalam Pergulatan Sejarah halaman 84).
Sebuah ucapan yg memberi makna "Kalau tidak mampu membubarkan HMI ya kalian jadi bagian mereka saja" karena makna sarung lebih dekat kepada umat islam dan HMI adalah organisasi Mahasiswa Islam (maaf jika salah tafsir).
Lalu ketika mendengar singkatan "PKI" tentu yang terbesit adalah tragedi Pemberontakan di Madiun tahun 1948, Gestapu tahun 1965, G30S/PKI, dan Genjer. Genjer? Ada apa dengan genjer? Apakah genjer termasuk spesies tanaman yang berpaham Komunisme?
Apakah orang-orang PKI banyak makan genjer?Atau jangan-jangan genjer adalah dalang dari segala kejadian itu semua?
Lagu Genjer genjer merupakan lagu yang ditulis oleh M. Arief (seniman asal Banyuwangi) sebagai Bentuk Protes kepada Penjajah Jepang untuk menyampaikan keadaan dan kondisi rakyat Banyuwangi yang miskin lagi menyedihkan ketika dalam penjajahan jepang.
Setelah terbebas dari Jepang dan menghirup udara kemerdekaan tahun 1945, M. Arief bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Pada titik inilah Genjer-Genjer menandakan fase terpenting riwayat nasibnya. Sebab untuk alat kepentingan politik, lagu Genjer-Genjer dipopulerkan oleh PKI. Selanjutnya pada tahun 1963, lagu Genjer-Genjer memasuki babak baru ketika diperdengarkan secara intensif melalui siaran RRI dan TVRI. Bahkan berkumandang disetiap kegiatan yang melibatkan anggota dan simpatisan PKI. (Dikutip dari Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 17, Nomor 3, Maret 2014 yang berjudul "Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu" oleh Utan Parlindungan pada halaman 239).
Dapat disimpulkan dengan tinjauan Cocologi (Cocok-Cocokin yang penting Logis) bahwasannya:
"Sarung" = "Islam"
"Genjer" = "Alat Kepentingan PKI"
Lalu bagaimana kita menyikapi sarung yang dipakai untuk keset guna membersihkan kaki kotor Pengurus Cabang atau orang penting? Nasib Sarung tersebut hampir sama dengan lagu Genjer genjer. Genjer-genjer adalah alat politik PKI. Sampai dengan hari ini, lagu genjer genjer menjadi lagu yang tak lagi syahdu dan tak terlihat tujuan adanya lagu itu. Lalu siapa yang membersihkan tuduhan jelek terhadap lagu genjer tersebut? PKI sudah dilarang di Indonesia, jadi yang membuat kotor sudah lenyap. Semoga lagu Genjer Genjer tetap tabah ya menerima takdir ini.
Sampai dengan hari ini, kondisi sarung tersebut sangat kotor dan tak lagi bisa digunakan untuk beribadah ataupun pengganti selimut saat ronda dimalam hari. Hilanglah makna dan tujuan sarung itu. Lalu siapa yang akan membersihkan sarung tersebut? Jangan bilang Pengurus sama nasibnya dengan PKI(lenyap)? Atau mereka kebanyakan makan genjer? Jangan bilang nasib sarung Cabang akan sama dengan lagu genjer genjer? (Oiya, kan cabang sepi. dipakai kalau mau ada kegiatan dan kalau mau Konfercab hehe..)
"Di ajak rapat untuk Konfercab malah ga ada yang hadir" ucap mereka yang kakinya telah bersih
(Eh, kok Konfercab? Kan belom Pleno 2? Pleno 1 juga belum?) Pikirku.
"PLENO itu sekarang tidak diwajibkan, Dinda," ujar Senior.
(Oalah tidak wajib, tapi bukan berarti haram kan untuk dilaksanakan?) batinku.
Atau jangan-jangan Sarung adalah dalang dari segala kejadian itu semua?
Wallahualam..
"Dear Sarung,
Kau sangat berharga.. Kaulah yang membersihkan kaki mereka.. tunggulah mereka untuk mencucimu sampai bersih..
Dalam hal menunggu pemakai dan pencucimu, dapatkah kau setabah hujan dibulan juni miliknya Sapardi?
Semoga dalam jangka terdekat ada yang mau mencucimu.. "
Selamat Berbenah, selamat beribadah dan selamat berkeluh kesah..
Yakin Usaha Sarung!!! Eh, Sampai deng..
Kau sangat berharga.. Kaulah yang membersihkan kaki mereka.. tunggulah mereka untuk mencucimu sampai bersih..
Dalam hal menunggu pemakai dan pencucimu, dapatkah kau setabah hujan dibulan juni miliknya Sapardi?
Semoga dalam jangka terdekat ada yang mau mencucimu.. "
Selamat Berbenah, selamat beribadah dan selamat berkeluh kesah..
Yakin Usaha Sarung!!! Eh, Sampai deng..
____________
Penulis: Kesatria Bersarung
Penulis: Kesatria Bersarung
Tags:
Opini