Hujan Kala Itu
Karya: Guna Prakoso
Hujan kala itu membuatku bertemu
dengan sosok wanita yang sedang duduk di beranda rumah yang tak ku ketahui
pemiliknya. Tanpa disengaja, hujan yang semakin lama semakin deras membuatku
betah memandangi wajah cantik wanita tersebut.
Belum sempat aku berkenalan
dengannya, Ia masuk ke dalam rumah. Mungkin karna hujan yang semakin deras yang
membuatp nya terburu-buru masuk ke dalam atau sudah tak lagi tahan dengan rasa
dingin di luar. Kesal menguasai diriku karena saat itu Aku tak sempat berkenalan
dengannya. Ya, kebiasaan lama yang selalu terjadi ketika bertemu dengan sosok
wanita cantik, tak pernah sempat berkenalan, hanya bermuara pada kekesalan
pribadi.
Kesal menemaniku hingga hujan
reda. Aku lekas bergegas pergi meninggalkan tempat yang Aku diami saat itu.
Sepanjang jalan Aku terbawa oleh bayang-bayang wajah cantik si wanita yang
telah menyentuh isi hatiku, rasa penasaran ini yang membuatku ingin datang
kembali ntah secara sengaja atau tidak. Ingin rasa nya juga Aku bertanya dengan
orang-orang di sekitar rumah wanita cantik itu, namun rasa malu pun datang dan
membuatku enggan menanyai hal tersebut.
Wajah wanita itu terus hadir
dalam bentuk bayangan, membuat pertarungan antara malu dan rasa ingin tau
semakin sengit. Pada akhirnya, Aku beranikan bertanya kepada Deni, teman lamaku dikala SMP yang rumahnya tak
begitu jauh dari rumahnya, siapa tau saja dia mengenalinya.
“Den, mau tanya dong.”
“Tanya apa?”
“Kamu kenal nggak sama cewe
cantik dan manis yang rumah nya bercat warna hijau dan nggak jauh dari rumah
kamu?”
“Ooh, wanita yang rumahnya di
ujung jalan itu ya?
“Iya, Den, kamu kenal dengan dia?
“Ya kenal lah, kenapa kamu
bertanya seperti itu, Kamu menyukainya ya?” Senyum ngejek.
“Hehe, nampaknya seperti itu, kalau kata anak jaman dulu cinta pada
pandangan pertama, Den, hehe”
“Hehe ada-ada saja kamu nih, seperti anak ABG saja. Aku ada nih
nomernya kalau kamu mau”
“Dengan senang hati Aku menerima
nomernya, sekaligus memudarkan rasa penasaranku pada wanita itu, hehe”
Tak cukup lama Aku mencari
informasi tentangnya, dengan rasa senang Aku lekas menghubungi si wanita cantik
tersebut. Di sebuah ruangan bernama WhatsApp,
obrolan terjalin seperti umumnya orang yang baru kenal, dimana para pria yang
selalu mencari sebuah topik pembahasan agar obrolan itu dapat berlanjut dan si
wanita dengan jawaban cuek dan jutek terhadap para pria yang baru dikenalinya.
Dan cukup dengan rasa sabar saja untuk mendapatkan obrolan yang semakin lama
semakin asik.
Berlanjut ke kisah selanjutnya,
tak lama Aku berkenalan dengan wanita cantik nan manis tersebut, Aku beranikan
diri untuk mengajaknya dating bersamaku. Dengan kantong pas-pasan, Aku membawanya
ke taman yang ku rasa pas untuk mengobrol santai dengan keadaan taman yang
rimbun akan perpohonan, sedikit ditemani somay dan teh manis yang kubeli
untukku dan untuknya sambil menikmati keadaan sekitar tak menunggu lama Aku pun
bertanya.
“Gimana menurutmu ketika pertama
kali aku ajak kesini?” Tanyaku sambil memandangi wajah wanita cantik nan manis
tersebut.
“Cukup senang dengan pemandangan
taman di tengah kota ini dan perpohonan yang rimbun membuatku merasa nyaman”
“Lalu bagaimana dengan somay dan
es teh manisnya apakah cukup enak untuk menemani kita?
“Menurutku enak dan cukup manis
dan segar untuk es tehnya dengan keadaan cuaca yang saat ini sedang terik”
“Namun tak ada yang lebih manis
dari si wanita cantik yang saat ini berada disampingku” Jawabku dengan sedikit
guyonan yang membuat sih wanita cantik tersipuh malu.
“Ahhh kamu bisa saja membuat aku
tertawa” senyum malu.
Tak terasa kami berdua sudah
cukup lama berada ditaman, Aku pun mengajaknya berjalan untuk pulang, karna tak
mungkin Aku mengajaknya berlama-lama diluar dengan cuaca yang cukup panas ini
bisa-bisa dia tertular kulit hitam ku yang sering sekali terkena panasnya
matahari hehe
--Selesai--
Tags:
Cerpen