Apa Kabar Himpunanku?
Karya: Agung Wiratama
***
Apa kabar Himpunan ku?
sembilan windu sudah umur mu tak terasa menemani Bumi Pertiwi, cukup layak kau berjuluk kapal tua.
Perjuanganmu melewati samudra, terombang-ambing oleh ombak tiap masa, untung saja sang nahkoda belum melempar jangkar.
Nama mu diagungkan oleh banyak jiwa, atas kecintaannya mengobarkan panji-panjimu di ujung Nusantara.
sembilan windu sudah umur mu tak terasa menemani Bumi Pertiwi, cukup layak kau berjuluk kapal tua.
Perjuanganmu melewati samudra, terombang-ambing oleh ombak tiap masa, untung saja sang nahkoda belum melempar jangkar.
Nama mu diagungkan oleh banyak jiwa, atas kecintaannya mengobarkan panji-panjimu di ujung Nusantara.
Apa kabar Himpunan ku?
Era kian berubah dari orde lama hingga reformasi,tapi kau tetap eksis dengan segala ciri khasmu yang menderu-deru.
Mencetak orang-orang hebat hingga duduk di singgasana, kau tak pernah menuntut untuk dihidup-hidupkan meski mereka selalu mengais hidup dalam tubuhmu.
Tak bisa terbayangkan betapa hancurnya hati sang pendahulu jika melihat mu hanya dijadikan wadah pemuas hasrat binatang jelata yang membabi buta.
Era kian berubah dari orde lama hingga reformasi,tapi kau tetap eksis dengan segala ciri khasmu yang menderu-deru.
Mencetak orang-orang hebat hingga duduk di singgasana, kau tak pernah menuntut untuk dihidup-hidupkan meski mereka selalu mengais hidup dalam tubuhmu.
Tak bisa terbayangkan betapa hancurnya hati sang pendahulu jika melihat mu hanya dijadikan wadah pemuas hasrat binatang jelata yang membabi buta.
Apa kabar Himpunan ku?
Terseok kau berjalan dalam nestapa, ini bukan lagi tengah berjalan di samudra lalu kehilangan arah, melainkan berjalan di arung jeram.
Robek dan hancur tubuh mu terbentur oleh liuk-likuk jalan yang dipilih sang Nahkoda, sungguh jika bisa ingin sekali kau memilih tuk tenggelam saja.
Terseok kau berjalan dalam nestapa, ini bukan lagi tengah berjalan di samudra lalu kehilangan arah, melainkan berjalan di arung jeram.
Robek dan hancur tubuh mu terbentur oleh liuk-likuk jalan yang dipilih sang Nahkoda, sungguh jika bisa ingin sekali kau memilih tuk tenggelam saja.
Apa kabar Himpunan ku?
Hanya mereka (jiwa) yang memiliki cinta tulus terhadapmu mampu melawan getir dan tangis ini jeda.
Hanya mereka (jiwa) yang memiliki cinta tulus terhadapmu mampu melawan getir dan tangis ini jeda.
Tapi di mana mereka kini berada? Apa hilang begitu saja dihabisi oleh para pendusta?
Apa kabar Himpunan ku?
Akankah kau selalu ada?
Semoga kau tidak segera purna pada usiamu yang kian menua, sungguh akan ada sosok yang tengah bercita-cita marajut kembali asa.
____
Akankah kau selalu ada?
Semoga kau tidak segera purna pada usiamu yang kian menua, sungguh akan ada sosok yang tengah bercita-cita marajut kembali asa.
____
Tentang Penulis:
Agung Wiratama merupakan mahasiswa IAIN Metro yang juga aktif sebagai kader HMI.
Agung Wiratama merupakan mahasiswa IAIN Metro yang juga aktif sebagai kader HMI.