Feature: Berteman Lebih Dari Saudara


Reporter : Adi Herlambang Saputra

Lapmimetro.or.id- “Berteman Lebih dari Saudara.” Ujar Khoeri, selaku wasek PPPA Komisariat Hukum ketika pertama ditanya ihwal acara yang digelar oleh Bidang PPPA komisariat hukum.

Dengan penuh percaya diri Khoeri melanjutkan, “kita selama ini sering mendengar slogan berteman lebih dari saudara tapi pada kenyataannya itu hanya penghias retorika ketika kita menyampaikan sebuah argumen. Saya harap dengan diadakannya acara ini, mampu memperkuat tali silaturahmi antar komisariat dan saling mengenal satu sama lain.”

Gersang siang, selasa (11/12/2018) itu tidak mematahkan semangat kader-kader HmI untuk melangkahkan kaki ke Sekretariat HmI Cabang Metro. “Semangat dan kekuatan ini hadir karena saya dan teman-teman sangat merindukan diskusi” kata Tyas KOHATI Komisariat F-KIP yang termasuk dalam peserta diskusi. Pukul 13.20 para peserta diskusi yang berjumlah 30 kader yang terdiri dari, 17 kader HmIwan dan 13 kader HmIwati duduk tafakur membuat sebuah lingkaran yang hampir memenuhi setiap sudut dan sisi ruangan. Beralaskan permadani yang tidak sepenuhnya menutupi semua lantai, sebagian dari peserta merasakan sejuknya keramik dan sebagian lagi merasakan gersangnya permadani.

Setelah semuanya tertib, Rama Muda S. Raya selaku Ketua Umum Komisariat Hukum dengan hikmat dan penuh semangat. Sebelum membuka acara memberikan sedikit pengantar, “saya mengharapkan dengan diadakannya acara ini, mampu memotivasi komisariat-komisariat lain yang berada dinaungan HmI Cabang Metro.”

Ujung tombak pengkaderan adalah Komisariat. Kewajiban moralitas yang harus dijalankan adalah diskusi follow-up.
"Tombak penggaderan yang harusnya disibukan dengan tradisi budaya intelektual, berjuang dalam mencari Ilmu, kini malah berada dalam zona senyaman-nyamannya. Saya rasa dengan adanya diskusi bulanan lintas komisariat ini mampu membangkitkan kembali semangat dari pada individual kader HmI komisariat. Diakhir sambutannya dilanjutkan membuka acara  (bassmallah)," pungkas Rama.

Seruan lafal bassmallah dari seluruh peserta diskusi gaungi ruangan.

Setelah Rama dilanjutkan Khoeri “Mengapa materinya konstitusi, karena konstitusi sangat fundamental dalam menjalankan roda organisasi, khusunya di komisariat.”
Sambil menunggu pemateri datang.

Kesenangan terlihat pada muka para peserta ketika panitia penyelenggara mulai membagikan air mineral dan makanan ringan guna menjaga kestabilan energi dalam menjalankan diskusi.

Beberapa menit bersantap, pemateri akhirnya datang. Kabid PAO (Penegak Aparatur Organisasi), Medi Aristian dan Kabid PPD (Partisipasi Pembangunan Daerah) HMI Cabang Metro, Aldian Novantori. Masing-masing sebagai pemateri satu dan pemateri dua.

Dengan alat produksi menggunakan spidol dan halaman belakang kalender, masing-masing sebagai alat tulis-menulis. Kekreatifan penyelenggara jelas teraplikasi dalam diskusi ini.

Aldian sebagai pemateri satu, menjelaskan tentang konstitusi secara umum. Dengan suara lantang, Aldian menggunakan metode ceramah atau satu arah. Forum tidak begitu aktif, karena memang sebagian besar yang dijelaskan oleh pemateri banyak yang tidak diketahui oleh peserta diskusi. Bahkan Aldian pun menawarkan bagi para peserta diskusi dipersilahkan menggunakan handphone masing-masing demi mempermudah proses diskusi. “Bagaimana kita ingin menjalankan namanya konstitusi, jika kita sendiri tidak mengerti apa artinya konstitusi.” ujar Aldian.

Pemaparan yang cukup komprehensif sehingga mengantarkan para peserta kepada materi Konstitusi HmI sendiri. Selesai sudah pembahasan yang di uraikan oleh Aldian, saat masuk ke materi Konstitusi HmI. Suara azan berkumandang, forum seketika hening dengan intruksi dari Medi Aristian. Dengan khusuk semua orang yang ada di ruangan pun turut bersaut dengan muadzin, sampai azan berakhir.

Kemudian, dilanjutkan pembahasan oleh Pemateri dua yaitu Konstitusi HmI. Medi Aristian selaku pemantik menganjurkan para peserta diskusi membuka Konstitusi yang terbaru (Kongres Ambon 2018).

Dangan gopoh-gapah para peserta diskusi mencari melalui gadget masing-masing dan ada juga yang sudah membawa selembaran dimana isinya tentang konstitusi. Peserta dipersilahkan membacakan satu persatu pasal Anggaran Dasar (AD) HmI. Lalu di uraikan dengan beliau.

Pemaparan dengan bahasa yang cukup sederhana dan renyah tapi mendalam, mampu membawa peserta lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Dalam kesempatannya Medi berkata, “Orientasi dalam organisasi haruslah jelas, sebagaimana yang termaktub dalam tujuan HmI pasal 4 AD. Jika kader HmI bingung harus berbuat apa di HmI, itu mengindikasikan bahwa dia tidak pernah membaca konstitusi.”

“Keseriusan seseorang dalam berHmI dilihat dari jenjang pentrainingannya. Ketika dia mau bahkan mampu melanjutkan jenjang pentrainingannya lebih tinggi, artinya dia memiliki keseriusan dalam berHmI.” Tambah Medi.
Kalimat yang diucapkan Medi sekaligus menjadi clossing statment dari pemateri yang terakhir, pertanda diskusi telah usai.

Senja mulai mengintip dari balik jendela sekretariat HmI Cabang Metro, kepulan asap rokok yang sedari tadi berlarian di sekitar ruangan pun semakin menggangu sebagian dari peserta yang tidak menyukai asap rokok.

Khoeri mengambil alih selaku moderator menutup acara tersebut. Sebelum benar-benar ditutup, dia menawarkan pada Ketua Umum dan Sekertaris Umum Komisariat Hukum untuk memberi clossing statment.

Bangkit selaku Sekertaris Umum Komisariat Hukum, percaya semua peserta yang ada di dalam forum ini masih mempunyai sikap humanis, “kita semua memiliki akal, perasaan, intelektualitas dan spiritualitas untuk dapat menentukan sikap atas kejadian yang akan kita hadapi. Tapi, jika kita tidak memiliki mental, itu semua akan terkungkung dalam kepala dan dada".

Mental seseorang itu perlu dilatih, untuk menentukan sikap seseorang, "kita semua harus melatih mental agar tidak tersesat kedalam kesalahan yang berlarut," Tambah Bangkit.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama