Cerpen Fajar Amanah; Kau Sulut Cinta di Hangat Api Unggun

[pict: balibreeze.co.id]
Kau Sulut Cinta di Hangat Api Unggun
Oleh: Fajar Amanah

Nikmatnya bila semua serba tercukupi,semua keinginan bisa terpenuhi sampai barang apapun bisa dibeli.itulah halimah , seorang yang di manja oleh kedua orang tuanya . tapi ada juga hal yang sangat baik dari gadis itu adalah dia mampu bersikap dan berperilaku layaknya orang biasa, bersopan santun, ramah terhadap tetangga. Walaupun halimah anak yang di manja tetapi dia ingin mandiri. Halimah disekolahan ikut organisasi kepramukaan , dan kebetulan besok adalah hari sabtu. Yang mana halimah harus pulang sore.

Dinginya pagi kini makin terasa saat hembusan anggin yang menyelinap di balik jendela. Dia pun terbangun dari tidurnya . Dengan mata yang masih mengantuk ,dia melihat jam alarm ,ternyata pagi itu menunjukan pukul 05.30.

Astaga aku kesiangan, batinya.

“Halimah… cepat bangun nak” teriak ibu memanggilnya di depan pintu.

“Iya bu…” jawabnya.

Halimah pun langsung bergegas lari mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat subuh.setelah itu halimah langsung mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.

“Sarapan dulu lim” suruh ibunya.

“Tidak, Bu, ini sudah siang”

Halimah langsung bersalaman dengan ibu dan ayahnya lalu berangkat sekolah.Dan sesampainya di sekolah,tidak lama kemudian bel pun berbunyi,bertanda bahwa pelajaran akan segera di mulai.
Seusai pelajaran dilalui,

Teng… Teng… Teng…

Bunyi bel terdengar sangat keras sekali,pertanda pelajaran pramuka siap di mulai. Pelajaran yang di anggap membosankan untuk sebagian siswa ,karena membuat jadwal pulang mereka molor dari biasanya,sehingga mereka terpaksa harus terkurung di dalam sekolah di saat yang lain sudah bersantai di rumah masing-masing. Namun untuk sebagian semangat, karena ada salah satu kakak yang sangat mereka idolakan. Jika kakak yang di idolakan itu masuk kelas, dia sanat senang sekali ,hal tersebut merupakan anugrah yang sangat besar karena mereka mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan sang pujaan hati.

Ehem… kira-kira siapa ya kakak yang masuk ke kelas kita minggu ini? “ Tanya ahida kepada teman-temannya.

“Semoga bukan kakak yang nyebelin,sok ganteng,dan sombong itu lagi!“ ketus Hilmah.

“Hem.. kamu kenapa si sebel banget sama kak Fahri? Dia itu udah baik, pintar, tampan pula! Gak kaya yang kamu bilang Lim…” protes Atul ,sambil senyum-senyum sendiri memikirkan wajah kakFfahri yang memang tampan.

Ahh… apa ??? penampilan kayak gitu di bilang tampan. Idih, amit-amit “ jawab halimah dengan nada ketus.

Sebenarnya ahida tidak terima saat Halimah menghina kakak idolanya itu. Tetapi keadaan pun telah Sirna, ternya yang masuk kelas adalah kak Fahri, mereka langsung mengalihkan pandanganya ke depan menghadap kak Fahri.

Assalamu’alaikum.  Selamat siang semua” sapa kak Fahri.

Wa’alaikum sallam,  siang kak” jawab mereka dengan nada penuh semangat.

“Karena dua minggu lagi sekolah akan mengadakan perkemahan ,dan kakak sendiri yang akan membina kalian sebelum perkemahan sampai perkemahan pun selesai.

Mereka pun senang sekali karena pendamping mereka adalah kak Fahri. Tapi tidak dengan halimah ,karena dia masih jengkel sekali dengan kak fahri yang katanya sombong itu.

Dua minggu pun telah usai, dan mereka pun harus hadir di Bumi Perkemahan. Sesampainya di sana mereka pun membuat tenda dengan masing-masing kelompoknya, dan setiap kelompok terdiri dari lima orang.ternyata tenda kelompok Halimah belum jadi sendiri,entah apa permasalahannya. Akhirnya kak fahri datang dan membantu mereka.

“Boleh kakak bantu?"

“Boleh banget kak” jawab mereka.

Mereka senang sekali karena dibantu oleh kak Fahri seseorang yang di idolakanya itu. Tetapi halimah malah pergi dari lokasi tenda

“Males banget di bantuin sma dia” ucapnya dalam hati.

Kak fahripun tersenyum melihat tingkah halimah, dan halimah tiba-tiba malah pergi.

***

Keesokan harinya ada pemberitahuan dari panitia bahwasanya sebentar lagi akan heaking, di sana mereka di suruh untuk mencari kayu bakar. Karena nanti malam adalah malam terakhir, dan penyalaan api unggun. Semua peserta diwajibkan untuk ikut. Kebetulan kelompok halimah berangkat terlebih dahulu.

Akhirnya setiap tantangan pun sudah dilalui oleh mereka dengan baik, Halimah pun bersama teman-temanya terlihat sangat riang sekali di perjalanan, karena mereka sudah berhasil melewati enam pos. Tinggal satu pos lagi yang harus mereka jalankan.

Sesampainyan di pos terakhir,yaitu pos tujuh.ternyata di sana ada kak Fahri.

“Kok ketemu kak fahri lagi si” dalam hati Halimah jengkel.

Lalu mereka ber lima baris,dan mendengarkan komando dari kak Fahri.

“Kalian harus melewati satu tantangan lagi,liat di depan sana ada jurang yang harus kalian lewati satu persatu,” ucap kak Fahri.

“Yaallah kak… apa tidak ada tantangan lain “ jawab mereka dengan penuh ketakutan.

“Tenang saja kakak akan membantu kalian untuk melewati jurang itu”

“Beneran, Kak?" jawab mereka dengan gembira.

“Iya.. Kakak akan bantu kalian.”

Semua kelompok halimah sudah berhasil melewati jurang, tinggal Halimah sendiri yang belum. “Sini kakak bantu” ucap kak Fahri sambil menyodorkan tangannya. Tetapi Halimah menolaknya atas tawarn itu,dan halimah melihat kak fahri dengan wajah sadis sekali.

Jurang pertama sudah di lewati oleh Halimah, tinggal jurang yang ke dua.

Tapi tidak berhasil dengan jurang yang ke dua ini, Halimah pun terpelset. Semua teman-teman Halimah berteriak.  “Halimah …. awas jatuh”. 

Tetapi kak Fahri langsung bergegas menarik tangan halimah supaya tidak jatuh. Akhirnya kak fahri berhasil menarik halimah ke atas . Dan mereka pun saling tatap menatap, dan timbullah rasa di dalam hati halimah.

Setelah kejadian itu Halimah pun sadar bahwa kak Fahri adalah seseorang yang baik sekali, karena dia telah menolongnya. Malam pun telah tiba upacara api unggun akan segera dimulai. Halimah teringat dengan kejadian tadi siang, bahwa dia belum sempat mengucapkan terima kasih kepada kak Fahri. Dan dia pun segera bergegas mencari kak Fahri untuk bilang terima kasih Karena sudah menolongnya. Tetapi halimah tidak menemukan kakak fahri di setiap sudut bumi perkemahan .Halimah menyesal karena sore tadi dia tidak sempat bilang terima kasih kepada kak Fahri.

Kemudian haliamah kembali ketenda , belum sampai tenda ada yang memegang pundak Halimah.

“Hai..."

Seperti suara kak Fahri, dalam hati Halimah. Lalu Halimah menoleh ke belakang, dan ternyata dugaanya itu benar. “Hai juga kak, maaf ya kak atas sikapku selama ini yang selalu menilai kakak jelek. Dan makasih karena kakak sudah menolong ku tadi,” ucapnya dengan penuh bersalah.

“Iya.. sama-sama halimah, kakak mau berbicara sesuatu padamu.” Sambil menatap Halimah.

Haduh… Kak Fahri ini mau bilang apa ya? gumam Halimah dalam hati.

Tetapi belum sampai di ucapkan oleh kak fahri, tiba-tiba terdengar suara, bahwasanya semua peserta di harapkan untuk berkumpul di lapangan. Karena upacara api unggun akan segera dimulai.

Sangat disayangkan sekali kak Fahri tidak menyelesaikan pembicaraanya itu, karena dia ditugaskan untuk menyalakan api unggun. Lalu mereka pun menuju ke lapangan, yang mana mereka harus berpisah .dan kak Fahri pun meninggalkan Halimah.

“ Maaf ya, saya tinggal dulu, karena saya di tugaskan untuk menyalakan api unggun.

“Iya kak, gakpapa,”jawab Halimah dengan nada polosnya.

Kemudian Halimah pun bersama teman-temanya menuju lapangan untuk upacara penyalaan api unggun.

--selesai--

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama